Sabtu, 30 Oktober 2010

Pendidikan Sex Pada Usia Dini

Bekali Pendidikan Seks di Usia Dini

Apakah si kecil mulai menanyakan pada Anda tentang jenis kelaminnya? Jika iya, berarti buah hati sudah siap untuk diajarkan pendidikan seks sekarang juga. Selain orangtua di rumah yang dapat memberikan pendidikan seks pada anak, guru-guru di sekolah pun memiliki andil yang besar untuk membekali anak-anak didiknya tentang seks edukasi. Menurut A.T. Meilandari, S.sn, Marketing Communication Carpediem Indonesia School, mengatakan pengenalan seks pantas diberikan pada anak-anak usia balita selama masih dalam kadar yang tidak berlebihan, serta masih mengacu pada hal-hal yang sederhana.
Melalui pendidikan seks di sekolah, justru bekal anak semakin matang tentang seksualitas dan sangat bermanfaat di kemudian hari. Anak juga mendapatkan pengetahuan ketika bersikap, seperti apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Mengingat beberapa kejadian penyimpangan banyak terjadi di masyarakat, pendidikan seks sejak dini pada anak memungkinkan mereka untuk melindungi diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
Ajarkan pada anak untuk mengatakan bisa TIDAK pada orang dewasa yang belum dikenal/ asing. Ini menjadi salah satu pencegahan yang efektif agar tidak terjadi pelecehan seks dan hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Metode mendidik di sekolah pada murid-murid pra sekolah dan TK tentang pendidikan seks, dapat dilakukan dengan cara:

* 1 tahun
Perkenalkan anak pada bagian tubuhnya sendiri.Di usia ini, anak perlu diperkenalkan akan anggota tubuh. Perkenalkanlah nama bagian tubuh, serta perbedaan dan fungsinya, saat Anda sedang memandikan atau mandi bersama anak. Anda juga bisa menggunakan buku dan alat peraga, boneka manusia misalnya. Jangan lupa untuk tetap bersikap tenang saat Anda harus bertelanjang di depan anak saat mandi atau berganti baju.

* 2 tahun
Bisa mengenali dan menyebutkan bagian tubuh Pada usia 2 tahun, umumnya anak sudah bisa menyebutkan bagian tubuhnya dengan lancar, seperti mata, hidung, telinga, tangan, dan kaki. Untuk membuatnya lebih mengenal bagian tubuh lainnya, Anda juga bisa membuat kegiatan ini lebih menyenangkan. Kemaslah dalam bentuk permainan. Sebutkan bagian tubuhnya (Anda hanya mengucapkannya saja), misalnya telinga, kemudian ajak si kecil untuk segera memegang telinganya. Begitu juga pada bagian tubuh lain yang Anda sebutkan.

* 3 tahun
Mengenal perbedaan Jika si kecil sudah bisa mengenali bagian tubuhnya sendiri, kini waktunya untuk mengenalkan perbedaan jenis kelamin. Perkenalkan 2 kategori jenis kelamin lelaki dan perempuan. Jelaskan juga alat kelamin lelaki adalah penis dan perempuan adalah vagina, serta perbedaan bentuk dan fungsinya. Dengan memperkenalkan bagian-bagian tubuh dan perbedaannya, anak akan memiliki pandangan positif terhadap tubuh.

* 4 tahun
Menjaga diri Saat anak sudah semakin besar, ajarkan bahwa bagian tubuhnya—alat kelamin— tidak boleh dipegang oleh sembarang orang, kecuali oleh ibu (saat memandikan) dan dokter (bila sedang sakit). Mereka harus segera melaporkan langsung kepada orang tua atau guru apabila ada orang lain yang menyentuh bagian pribadi tubuhnya. Selain sebagai bentuk pendidikan seks untuk menjaga bagian pribadi tubuhnya, hal ini bisa membuat anak terhindar dari kekerasan seksual.

* 5 tahun
Tertib dan Peduli Diri Sendiri Seiring perkembangan usianya, pada tahap ini biasakan anak membuang air kecil di tempat yang tepat. Biasakan dia buang air kecil di toilet, bukan di pohon, semak-semak, ataupun tempat umum yang terbuka. Untuk berganti baju juga biasakan mencari ruangan atau toilet dan tidak melakukannya di muka umum. Ajarkan dan biasakan anak membersihkan alat kelaminnya dengan benar, terutama setelah BAK/BAB. Jangan lupa juga untuk mengajarinya selalu mencuci tangan setelah BAK/BAB, dan menjelaskan bahwa kuman bisa masuk melalui vagina/penisnya dan anal.

Di luar semua itu, orangtua dan guru merupakan tempat bertanya terbaik bagi anak. Jadikan seks sebagai sesuatu yang alami dan merupakan bagian pribadi dari kesehatan. Seks bukanlah sesuatu yang salah, jorok, kotor, ataupun memalukan karena merupakan bagian dari pertumbuhan yang normal, sehingga tidak perlu dicemaskan. Jadi, sudah bukan zamannya lagi menanggapi pendidikan seks sejak dini adalah tabu bagi buah hati Anda.
Do and Don’t
Dalam memberikan pendidikan seks pada anak, jangan samakan ketika Anda mengajarkan pada orang dewasa. Perlu hati-hati dan bahasa yang sederhana, yang paling penting adalah contoh konkret agar buah hati mudah mengerti atas penjelasan Anda. Berikut tips untuk Anda:

1. Boleh
- Berikan peragaan-peragaan yang menarik dalam menjelaskan pengertian tentang
seks.
- Gunakan contoh-contoh orang, seperti Ibu / Ayah, teman, atau orang-orang
terdekat yang dikenal anak dan Anda.
- Berikan penjelasan dengan kata-kata yang mudah dipahami / sangat sederhana.
- Tekankan pada buah hati, meskipun berbeda gender tetapi tidak boleh membedakan
satu sama lain.

2. Tidak
- Jangan pernah memberikan penjelasan dgn kata-kata yang baru anak dengar,
apalagi istilah-istilah yang sulit.
- Jangan memberikan pengertian dengan sangat vulgar.
- Jangan memberikan penjelasan dengan terlalu serius sehingga membuat anak-anak
bingung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar